Senin, 09 Februari 2015

Antihistamin, Absorpsi, kehancuran, dan Ekskresi pada Tubuh Hewan

Antihistamin adalah kelompok obat yang mencegah kerja histamina dalam tubuh. Histamina merupakan zat yang diproduksi oleh tubuh yang keluar sebagai reaksi terhadap rangsangan tertentu, misalkan pada reaksi alergi terhadap rangsangan benda asing. Antihistamin dibagi dalam dua kelompok, antihistamin 1 (AH1) dan antihistamin 2 (AH2). AH1 mencegah kerja histamina di kulit, saluran napas, dan pembuluh darah, sehingga dapat dipakai untuk mencegah reaksi alergi dan mengurangi sesak napas pada asma. AH2 digunakan untuk mencegah produksi asam lambung berlebih, sehingga banyak digunakan untuk mengobati sakit maag. (Anonim , 2003)   

Antihistamin efektif untuk treatmen alergi dan rhinitis, mencegah rasa gatal dan rhinorrhea tetapi tidak sumbatan pada hidung. Antihistamin seringkali dikombinasikan dengan obat- obatan sympatomimetik. ( Merton Boothe, 2001)    

Injeksi IM dari antihistamin kelihatannya sempurna pada banyak spesies hewan. Pemberian antihistamin dengan IV berbahaya . kebanyakan dari obat- obat ini mempunyai kecenderungan menstimulasi sistem syaraf pusat sehingga efek syarafi dan konvulsi minor dihasilkan pada pemberian dosis IV. Pemberian antihistamin mungkin dapat diberikan dengan menggunakan dilute solution atau memberikan dosis sangat lambat. Beberapa antihistamin dapat diberikan oral pada hewan- hewan kecil. Antihistamin diberikan oral dapat menginduksi gangguan lambung dan muntah pada karnivora. Pemberian oral tidak dianjurkan pada herbivora karena dapat mengubah sejumlah besar ingesta pada traktus digestivus. (Jones,1965)  

Absorpsi, kehancuran dan ekskresi 

Penggunaan obat- obat antihistamin dapat meringankan pada carnivore pemberian secara oral terjadi dalam 20- 45 menit. Dengan ini, absorpsi lebih cepat daripada saluran pencernaan. Durasi dari aksi dosis terapeutik kira- kira 3- 6 jam, inaktivasi atau ekskresi keduanya terjadi dalam satu waktu. Obat- obat antihistamin tidak mempunyai aksi kumulatif, sejauh ini tidak dicatat. Hati lebih aktif daripada organ lain dalam merombak antihistamin. (Jones,1965) 
  
Efek samping antihistamin dalam beberapa tingkatan : spasmolisis, anesthesia lokal, aksi antifibrilatori pada myocardium. Beberapa antihistamin seperti Diphenhidramin (Benadryl) dan Tripelennamine (Pyribenzamine) mempunyai sifat anestesi lokal penting dalam memperpanjang periode refraktori dari myocardium dan menekan kecenderungan dari fibrasi arterial, agak mirip quinidine. Antihistamin menghasilkan efek samping di atas melalui asetil koline, histamine dan epinephrine, yang mengontrol aktivitas lokal dari banyak jaringan (Jones,1965) Umumnya dapat dikatakan tidak ada antihistamin yang toxisisitasnya tinggi. Dosis- dosis kecil dari beberapa obat-obat khususnya Diphenhidramine, menghasilkan depresi, mati rasa dan salivasi. Dosis tinggi dari obat antihistamin , seperti Tripelennamine menstimulasi CNS menyebabkan kebingungan, pusing- pusing, kesulitan koordinasi, hiperexitabilitas, tremor dan sering konvulsi. Antihistamin mungkin menstimulasi traktus gastrointestinal menghasilkan nausea, muntah, diare dan kolik. (Jones,1965)

Minggu, 08 Februari 2015

Hewan Vertebrata

Hewan Vertebrata


Hewan Vertebrata atau dalam bahasa sehari-hari dikenal hewan bertulang belakang ini merupakan klasifikasi spesies hewan yang berada disekitar kita. Salah satu bentuk pengelompokan jenis hewan yang kita kenal yakni berdasarkan keberadaan tulang belakang pada struktur anatomi tubuhnya.
Tulang belakang disini berasal dari i perkembangan sumbu penyokong tubuh primer atau notokorda (korda dorsalis). Masa notokorda ini terjadi hanya terjadi pada masa vertebrata masih menjadi embrionik, yang kemudian setelah dewasa, akan mengalami proses pembentukan tulang yang menjadi sistem penyokong tubuh sekunder, yaitu tulang belakang (vertebrae).
Struktur tulang belakang yang dimiliki oleh hewan vertebrata ini, memiliki ciri-ciri khas yang pada umumnya dimiliki oleh setiap speciesnya seperti berikut :
  • Bagian tubuh memiliki notokord, yang berguna sebagai kerangka yang berbentuk batangan keras tetapi lentur (dapat bergerak).
  • Letak notokord berada di antara saluran pencernaan dan tali saraf, yang berbentuk memanjang sampai mencapai sepanjang tubuh untuk  membentuk sumbu kerangka.
  • Memiliki tali saraf tunggal, dengan bentuk berlubang yang terletak pada dorsal terhadap notokord, dan memiliki ujung anterior yang membesar berupa otak.
  • Hewan yang memiliki ekor dengan bentuk memanjang ke arah posterior kepada anus.
  • Memiliki celah faring.
Klasifikasi makhluk hidup yang merupakan jenis hewan vertebrata terbagi menjadi 5 kelas yang terdapat di muka bumi ini yaitu :

1. Pisces 

Pisces (ikan) merupakan klasifikasi hewan bertulang belakang yang memiliki habitat di air dengan sistem respirasi dengan insang. Seperti jenis biota laut, hewan pisces memiliki sirip yang berfungsi untuk pergerakan hewan pisces di dalam air, dengan dilengkapi gurat sisi untuk mengetahui tekanan air. Pisces termasuk kelompok hewan berdarah dingin (poikiloterm), yang berarti mampu menyesuaikan suhu tubuh dengan lingkungannya.
Pengelompokan jenis pisces ini berdasarkan tulangnya yaitu :
  • Ikan tulang rawan atau Chondrichthyes, contohnya : ikan pari, ikan hiu dan ikan cucut.
  • Ikan tulang keras atau Osteichthyes contoh : ikan mas, ikan gurami, ikan tongkol, ikan hias
2. Amphibia

Berbeda dengan ikan air tawar, yang disebut hewan amphibia karena habitat hewan ini yang dapat hidup di 2 alam, yaitu darat dan air tapi tidak semua jenis Amphibia mampu hidup di dua tempat dalam hidupnya. Seperti jenis katak yaitu salamander dan caecilian ada yang hanya hidup di air atau di darat saja. Tapi pada umunya, tempat hidupnya secara keseluruhan berada dekat tempat yang lembap seperti rawa dan hutan hujan tropis.  Contoh : kodok, salamander, katak sawah

3. Reptelia
Reptil merupakan hewan vertebrata yang bergerak dengan cara melata. Memiliki kulit bersisik yang terbuat dari zat tanduk (keratin) yang berfungsi mencegah kekeringan. Species reptilia 3 ordo besar yaitu :
  • Chelonia atau Testudines (reptilia bercangkang)
  • Squamata atau Lepidosauria (reptilia dengan kulit bersisik)
  • Crocodilia (bangsa buaya).
Pada jenis reptilia, pada bangsa kura-kura mempunyai cangkang (perisai) yang keras disebut dengan karapaks (bagian atas) dan plastron (bagian bawah).

4. Aves
 
Aves (unggas) merupakan jenis hewan bertulang belakang yang memiliki ciri khusus yaitu tubuh yang berbulu melindungi tubuh dan untuk membentuk sayap digunakan untuk terbang. Aves termasuk dalam omoiterm (suhu badan tetap, tidak terpengaruh suhu lingkungan). Contohnya : burung merpati, ayam, bebek

5. Mamalia

Klasifikasi vertebrata merupakan spesies hewan yang memiliki kelenjar susu (mammae) yang berada pada daerah perut atau dada untuk menyusui anaknya. Tubuh hewan mamalia tertutupi bulu yang berfungsi sebagai insulasi yang memperlambat pertukaran panas dengan lingkungan. Hewan mamalia dianggap memiliki bagian dan fungsi otak yang lebih berkembang dari pada jenis hewan vertebrata lainnya. Contohnya : orang utan, kuda, gajah

Secara umum, pada klasifikasi hewan bertulang belakang tersebut, memiliki tulang tipe simetri bilateral dengan bagian organ yang berada di dalam dan dilindungi oleh rangka dalam atau endoskeleton, khusus pada bagian otak dilindungi oleh tulang tengkorak (kranium). Hewan vertebrata tersusun dengan sistem organ tubuh yang lengkap yang mencakup sistem pencernaan, alat pernafasan, peredaran tertutup (melalui pembuluh darah) dan sistem reproduksi seperti anatomi tubuh manusia.

Klasifikasi Hewan Invertebrata

Para saintis menempatkan hewan pada dua katergori utama, yaitu: invertebrata (in = tanpa, vertebrae = tulang belakang) dan vertebrata (bertulang belakang). Invertebrata adalah hewan tingkat rendah dan tidak memiliki tulang belakang dan vertebrata adalah hewan yang memiliki tulang belakang.

1. Invertebrata 

Invertebrata terdiri dibagi dalam beberapa filum, yaitu :
a. Filum Porifera

Porifera berasal dari kata porus = lubang-lubang kecil, dan fera = mengandung. Jadi, porifera berarti hewan yang memiliki pori-pori. Dalam kehidupan, porifera belum memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Pada beberapa negara maju, misalnya Amerika, porifera dimanfaatkan untuk memproduksi spons.

Spons tersebut dimanfaatkan sebagai alat penggosok tubuh pada waktu mandi dan alat untuk membersihkan kaca.

Ciri-ciri umum Porifera
  1. Porifera merupakan hewan metazoa yang paling sederhana. 
  2. Tubuh terdiri atas banyak sel.
  3. Bentuk tubuhnya seperti tabung atau jambangan yang berpori dan di dalamnya terdapat rongga tubuh.
  4. Biasanya hidup di laut, mulai dari daerah perairan pantai yang dangkal hingga daerah berkedalaman 5,5km.
  5. Tubuhnya melekat pada suatu dasar dan tidak dapat berpindah tempat (sesil).
  6. Struktur tubuhnya memiliki dua lapisan sel (dipliblastik), yaitu lapisan luar dan lapisan dalam.
  7. Makanan porifera berupa plankton atau bahan organik yang masuk bersama aliran air melewati pori.
  8. Tidak memiliki sistem saluran pencernaan makanan. Sistem pencernaannya berlangsung secara intraseluler.
b. Filum Coelenterata

               Coelenterata berasal dari kata Yunani, koilos = rongga, dan enteron = usus. Jadi, coelenterata adalah hewan yang berrongga. Kebanyakan hewan coelenterata menguntungkan manusia, misalnya ubur-ubur. Aurelia dapat dimanfaatkan sebagai tepung ubur-ubur dan untuk bahan kosmetik. Bbrp jenis hewan tertentu, kerangka tubuhnya dapat dimanfaatkan untuk hiasan, misalnya karang merah.
Bbrp kerangka tubuh coelenterata dapat membentuk karang pantai yang dapat melindungi pantai dari ombak shg dapat mencegah terjadinya erosi di pantai.

Ciri-ciri umum Coelenterata
  1. Kebanyakan hidup di laut, hanya bbrp jenis yang hidup di air tawar. 
  2. Termasuk hewan metazoa yang bersifat diploblastik.
  3. Bentuk tubuhnya simetri radial.
  4. Tidak memiliki anus, shg sisa makanan dikeluarkan dari mulut dengan cara dimuntahkan.
  5. Reproduksi berlangsung secara seksual dan aseksual.

c. Filum Platyhelmintes
 

        Platyhelmintes merupakan kelompok cacing yang tubuhnya berbentuk pipih (platy = pipih, dan helmintes = cacing). Kelompok cacing pipih ini memiliki struktur tubuh paling sederhana dibandingkan susunan tubuh cacing pada filum lainnya.

Ciri-ciri Platyhelmintes
  1. Memiliki struktur tubuh pipih, ada yang berbentuk seperti pipa, lunak, dan tak bersegmen. 
  2. Susunan tubuhnya simetri bilateral.
  3. Merupakan hewan triploblastik aselomata.
  4. Tidak memiliki sistem peredaran darah dan respirasi.
  5. Alat pencernaannya belum sempurna, umumnya hanya mempunyai mulut dan tidak memiliki anus.

d. Filum Nemathelmintes (Nematoda)
 
            Nemathelmintes berasal dari bahasa Yunani, Nematos = benang, nelmintes = cacing. Jadi, nemathelmintes berarti cacing benang. Tubuh nemathelmintes bergerak bulat panjang dan tidak bersegmen sehingga cacing tersebut dikenal juga dengan sebutan cacing gilig. Nemathelmintes ada yang hidup secara bebas dan ada juga yang hidup sbg parasit.

Ciri-ciri Nemathelmintes
  1. Merupakan hewan triploblastik yang memiliki selom semu sehingga anggotanya dikenal sebagai hewan triploblastik pseudoselomata. 
  2. Memiliki bentuk tubuh simetri bilateral.
  3. Dinding tubuhnya terdiri atas tiga lapisan, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm.
  4. Semua anggotanya bereproduksi secara seksual.
  5. Cacing betina pada umumnya berukuran lebih besar dibandingkan cacing jantan.
  6. Tubuhnya tertutup dengan lapisan kutikula.

e. Filum Annelida

          Kata Annelida berasal dari bahasa Yunani, yaitu annulus yang berarti gelang atau segmen. Jadi, annelida dapat diartikan sebagai cacing yang tubuhnya bersegmen-segmen menyerupai cincin/gelang.
 
Ciri-ciri Annelida
  1. Merupakan hewan triploblastik selomata. 
  2. Pernafasan biasa dilakukan oleh seluruh permukaan tubuhnya.
  3. Ada yang bersifat hermafrodit dan ada yang monocious.
  4. Memiliki alat gerak berupa rambut atau seta yang terdapat di permukaan kulit.
  5. Kebanyakan ditemukan di daerah tanah gembur dan tumpukan sampah tumbuh-tumbuhan.
f. Filum Mollusca

           Mollusca berasal dari bahasa Latin, yaitu mollus berarti lunak. Jadi, mollusca berarti hewan yang bertubuh lunak. Mollusca dapat digunakan sebagai bahan makanan dan sumber protein hewan, misalnya kerang, cumi-cumi, beberapa siput air, dan bekicot. Mollusca juga dapat digunakan sebagai penghasil mutiara, yaitu tiram mutiara.

Ciri-ciri Mollusca
  1. Merupakan hewan triploblastik. 
  2. Tubuhnya lunak, simetris bilateral, dan tidak beruas-ruas.
  3. Mollusca memiliki mantel yang dapat membuat cangkok dari bahan kalsium karbonat dan kelenjar lendir.
  4. Bersifat kosmopolit, artinya dapat dijumpai di berbagai tempat, yaitu darat, air tawar, laut, daerah panas sampai daerah dingin.
  5. Mollusca sudah memiliki sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem ekskresi, sistem saraf, sistem reproduksi, dan sistem otot.
g. Filum Anthropoda

          Anthropoda berasal dari kata arthros = sendi atau ruas, dan podos = kaki. Jadi, anthropoda adalah hewan yang memiliki kaki yang bersendi/beruas-ruas. Anthropoda merupakan filum terbesar dari kingdom Animal karena filum ini memiliki jumlah spesies yang lebih banyak daripada filum lainnya. Anthropoda (kelas Crustacea) dapat digunakan sebagai bahan makanan yang mengandung protein, misalnya udang dan kepiting. Lebah madu dapat menghasilkan madu yang berfungsi sebagai penambah tenaga maupun mengobati suatu penyakit.

Ciri-ciri Anthropoda
  1. Merupakan hewan triploblastik selomata. 
  2. Dapat ditemukan dimana-mana, antara lain di air, darat, dalam tanah, dan ada juga yang hidup sbg parasit pada hewan dan tumbuhan.
  3. Bereproduksi secara seksual, tetapi ada juga beberapa hewan yang melakukan partenogenesis.
  4. Tubuhnya terdiri atas kepala, dada, dan abdomen.
  5. Merupakan hewan bilateral simetris.
  6. Anthropoda memiliki sistem pencernaan yang sempurna. Mulut sudah dilengkapi dengan rahang serta memiliki anus.
h. Filum Echinodermata

             Echinodermata berasal dari kata Yunani, echinos = duri, dan dermal = kulit. Jadi, echinodermata berarti hewan yang memiliki kulit berduri. Pada umumnya, echinodermata tidak memiliki nilai ekonomi. Namun, beberapa jenis di antaranya dapat dimanfaatkan sbg makanan, misalnya kerupuk teripang. Selain itu, beberapa kerangka tubuh jenis echinodermata lainnya dapat dimanfaatkan sebagai hiasan. Misalnya, kerangka bintang laut.

Ciri-ciri Echinodermata
  1. Echinodermata termasuk hewan triploblastik selomata. 
  2. Semua anggota hewan ini hidup di laut.
  3. Bentuk tubuh dewasanya adalah simetris radial, sedangkan larvanya berupa simetris bilateral.
  4. Kulitnya terdiri atas lempeng-lempeng kapur dengan duri-duri kecil pada permukaannya.
  5. Memiliki kaki buluh yang disebut kaki ambulakral.
i. Filum Chordata

              Hanya sedikit sekali chordata yang mempunyai notokorda dan tidak tergantikan dengan tulang punggung. Lanselet dan tunikata merupakan dua contoh hewan yang tergolong chordata invertebrata.

Lanselet (lanset) masuk ke dalam subfilum Cephalochordata. Kelompok hewan tersebut mempunyai notokorda di sepanjang ekor hingga kepala. Anggotanya ada sekitar 23 spesies. Tubuh lanselet umunya berukuran kecil dengan panjang tubuh hanya beberapa sentimeter. Dinamakan lanselet karena hewan tersebut berbentuk mirip pisau bedah bermata dua sisi dan berujung runcing.

Tunikata masuk dalam subfilum Urochordata yang terdiri atas 1.250 spesies. Hewan tersebut hidup di dasar laut dan memiliki tunik (selubung) yang membuat tubuh mereka seperti dinding tebal atau kantung yang pendek dan gemuk. Tunikata juga dinamakan hewan penyemprot laut karena dapat menyemprotkan air dari lubang pengeluaran air ketika mereka merasa terganggu.

Tubuh larva (berudu) tunikata bertipe simertri bilateral. Mereka bermetamorfosis menghasilkan individu dewasa yang hidup melekat di dasar laut. Namun, ada juga beberapa spesies yang tetap hidup bebas hingga dewasa.
Faring tunikata dilapisi oleh silia yang bermanfaat untuk mengarahkan air menuju faring dan dikeluarkan melalui insang. Partikel mikroskopik yang melekat di faring merangsang sekresi mukosa dan akhirnya partikel tersebut dimakan.


Ada 5 kelas yang termasuk pada hewan vertebrata ini yaitu reptil, Ampibi, burung atau unggas, mamalia, dan ikan selain itu untuk jenis nya hewan ini terbagi pada dua jenis yaitu hewan berdarah panas dan hewan berdarah dingin dan ke dua jenis ini memiliki ciri yang berbeda-beda.

 Klasifikasi Vertebrata Pada Hewan

Klasifikasi Hewan Vertebrata
Hewan Vertebrata
Hewan yang termasuk pada jenis hewan berdarah dingin yaitu sejenis hewan reptil dan hewan ampibi, dimana hewan yang berdarah dingin ini hidup nya dapat dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan baru nya dan sebutan untuk hewan berdarah dingin ini yaitu Poikilotermik.
Sedangkan contoh hewan berdarah panas yaitu hewan mamalia dan burung,  dimana hewan yang berdarah panas ini hidup nya tidak bergantung pada suhu lingkungan nya dan hewan berdarah panas ini biasa di sebut dengan sebutan Homoiotermik.
Klasifikasi ke lima golongan hewan vertebrata di atas adalah :
1. Reptil
Hewan reptil ini termasuk pada hewan melata dan biasa nya cara  berkembang biak hewan ini yaitu dengan cara bertelur seperti ular dan lain-lain.
2. Ampibi
Jenis hewan yang satu ini yaitu hewan yang dapat bertahan hidup di dua alam, seperti katak dan katak ini jika masih kecil pernapasan nya  menggunakan insang tetapi jika telah dewasa akan berubah dan akan menggunakan paru-paru sehingga katak dapat hidup di dua alam yaitu di darat dan di air.
Kelas ampibi ini telah di bagi menjadi 3 kelas ordo yaitu :
  1. Katak dan kodok (Anura),
  2. Amfibi berekor (Urodela), dan
  3. Amfibi tak berkaki (Apoda).
3. Burung atau unggas
Burung atau unggas ini adalah jenis hewan yang mempunyai sayap untuk terbang dan kecepatan nya dapat di andalkan bila di bandingkan dengan berjalan kaki.
4. Mamalia
Hewan mamalia ini dapat di lihat dengan ciri-ciri yang mudah di kenali di mana hewan mamalia ini di beri kelenjar susu sehingga dapat di pastikan cara berkembang biak hewan mamalia ini yaitu dengan cara melahirkan.
5. Ikan
Siapa yang tak mengenali ikan, semua orang pasti tahu dengan ikan karena sebagian besar ikan ini telah menjadi hal yang teramat penting bagi kehidupan kita, ikan ini memiliki sirip dan memiliki insang sebagai alat pernapasan nya, dan ada dua jenis super kelas dalam klasifikasi nya yaitu ikan bertulang tunggal dan ikan bertulang rawan, dan contoh ikan yang bertulang tunggal yaitu ikan mas, tongkol dan ikan kakap, sedangkan untuk ikan bertulang rawan yaitu ikan pari, hiu, dan cucut.
- See more at: http://hewan.co/klasifikasi-hewan-vertebrata.html#sthash.GewEf7VA.dpuf

Ada 5 kelas yang termasuk pada hewan vertebrata ini yaitu reptil, Ampibi, burung atau unggas, mamalia, dan ikan selain itu untuk jenis nya hewan ini terbagi pada dua jenis yaitu hewan berdarah panas dan hewan berdarah dingin dan ke dua jenis ini memiliki ciri yang berbeda-beda. - See more at: http://hewan.co/klasifikasi-hewan-vertebrata.html#sthash.GewEf7VA.dpuf

Ada 5 kelas yang termasuk pada hewan vertebrata ini yaitu reptil, Ampibi, burung atau unggas, mamalia, dan ikan selain itu untuk jenis nya hewan ini terbagi pada dua jenis yaitu hewan berdarah panas dan hewan berdarah dingin dan ke dua jenis ini memiliki ciri yang berbeda-beda. - See more at: http://hewan.co/klasifikasi-hewan-vertebrata.html#sthash.GewEf7VA.dpuf