BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Populasi ternak di Indonesia mengalami kenaikan, tetapi ada beberapa jenis ternak
yang mengalami penurunan. Kuda merupakan salah satu ternak yang mengalami
penurunan populasi. Penurunan populasi ini terjadi karena fungsi kuda sebagai
alat transportasi telah banyak digantikan oleh kendaraan bermotor, selain
tingginya angka pemotongan kuda sebagai sumber pangan. Angka pemotongan kuda
sebagai sumber daging di Indonesia cukup tinggi. Penurunan populasi kuda ini
tidak hanya terjadi di Indonesia saja, di Amerika Serikat sampai tahun 1960
juga mengalami penurunan populasi kuda, karena terjadi mekanisasi dalam bidang
transportasi dan pertanian. Kemudian populasi kuda mengalami kenaikan
setelah terjadi peningkatan
kegiatan olahraga dan rekreasi
menggunakan kuda (CUNHA, 1991). Peranan kuda di masyarakat antara lain
sebagai sumber pangan, alat transportasi, olah raga atau rekrasi, untuk
pertanian, dan untuk perang.
Selama ini Kabupaten Sumbawa telah dikenal sebagai
salah satu daerah penghasil ternak di Indonesia. Selain bertani, kegiatan
memelihara ternak besar seperti kerbau, sapi dan kuda merupakan kegiatan yang
menonjol dalam masyarakat Sumbawa.
Perkembangan peternakan di Kabupaten Sumbawa telah mampu menghasilkan
ternak bibit dan ternak potong yang dapat memenuhi kebutuhan sendiri dan
sebagian dikirim ke daerah lain. Dari
hasil peternakan selain meningkatkan taraf hidup peternak, juga memberi
kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sumbawa melalui
pajak dan retribusi ternak. Pada tahun
2006 sumbangan PAD dari sektor
peternakan sejumlah Rp.765.902.100,- (Laporan Tahunan Dinas Peternakan
Kabupaten Sumbawa Tahun 2006).
B.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah adalah sebagai
berikut:
1.
Apa itu kuda Sumbawa?
2.
Apa kandungan susu kuda liar Sumbawa?
C.
Tujuan
Adapun tujuannya adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui tentang kuda Sumbawa
2.
Untuk mengetahui kandungan susu kuda liar
Sumbawa
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Kuda Sumbawa
1. Asal
– usul kuda Sumbawa
Kuda merupakan salah satu jenis
ternak besar yang termasuk hewan herbivora non ruminansia. Ternak ini bersifat nomadic, kuat, dan mampu berjalan sejauh
16 km dalam sehari untuk mencari makan dan air (Kilgour dan Dalton, 1984).
Blakely
dan Bade (1991) menyatakan bahwa klasifikasi zoologis kuda adalah:
Kingdom : Animalia (hewan)
Phylum : Chordata (bertulang belakang)
Class : Mammalia (menyusui)
Ordo : Perissodactyla (berteracak
tidak memamahbiak)
Family : Equidae
Genus : Equus
Spesies : Equus caballus
Kuda
hidup berkelompok dan sering kali membentuk sebuah keluarga yang terdiri atas
satu pejantan, satu atau beberapa betina dan keturunannya. Kelompok jantan muda
biasanya membentuk kelompok yang terdiri atas satu hingga delapan jantan muda.
Kuda jantan yang memimpin dan menguasai sekelompok betina, akan melindungi kuda
betina dewasa yang merupakan bagian kelompoknya dari gangguan kuda jantan lain
khususnya selama masa estrus. Kuda berkomunikasi dengan cara mengeluarkan
suara, menggerakan tubuhnya seperti ekor, telinga, mulut, kepala, dan leher
atau mengeluarkan bau yang berasal dari kotorannya untuk menandakan teritori.
Kuda memiliki indera penciuman dan penden garan yang kuat (Kilgour dan Dalton, 1984).
Kuda
Sumbawa adalah kuda yang diduga berasal dari Kuda Sumba
yang di bawa ke Pulau Sumbawa dan beranak-pinak beradaptasi dengan lingkungan
akhirnya berkembang seperti sekarang. Kuda
yang
terkenal sebagai penghasil susu. Susu yang dihasilkan oleh kuda Sumbawa dikenal dengan kualitas yang tinggi serta mempunyai
manfaat dalam kesehatan. Kuda Sumbawa
merupakan salah satu bangsa kuda
yang digunakan sebagai bibit kuda.
Pemanfaatan kuda
merupakan salah satu
cara untuk menghemat
waktu. Beberapa kuda saat
ini digunakan untuk
menangani ternak dan
dalam kegiatan penebangan. Banyak
kuda digunakan untuk
kesenangan berkuda oleh
orang-orang dari segala usia.
Beberapa kuda digunakan
dalam parade dimana
penampilannya sangat penting. Kuda sangat penting dalam olahraga,
seperti pacuan kuda, rodeo dan polo.
Ternak kuda
selain dapat digunakan
untuk konsumsi masyarakat
(daging kuda dan air
susu), kuda juga
dapat dimanfaatkan untuk
berperang, untuk olahraga dan
rekreasi, keperluan pertanian
secara luas dan
untuk alat pengangkutan. Kepemilikan ternak kuda juga
dapat memberikan status sosial yang lebih tinggi bagi pemiliknya (Parakkasi,
1986).
Bogart dan
Taylor (1977) menambahkan,
beberapa istilah digunakan
oleh orang-orang yang bekerja
dengan kuda. Kuda
jantan yang digunakan
untuk pembibitan disebut stallion.
Gelding yaitu kuda
jantan yang dikebiri
sebelum mencapai kematangan seksual. Kuda betina muda disebut filly dan
kuda jantan muda disebut colt, keduanya disebut dengan foal. Kuda betina dewasa
disebut mare. Kuda yang didomestikasi
diharapkan dapat hidup
hingga 25 tahun,
untuk kuda dialam bebas
tentu berumur kurang
dari itu. Kuda
berkembang sangat baik sejak
dilahirkan ke dunia. Dalam
waktu 24 jam
sejak lahir, anak
kuda dialam harus mampu berpacu dengan ternak lain untuk
bertahan hidup. Anak kuda telah memiliki kaki
(panjangnya hampir sama
dengan kuda dewasa)
dan naluri untuk
bangkit dan mulai bergerak
segera setelah lahir.
Selama bulan pertama
hidup, tinggi anak
kuda meningkat sekitar sepertiga. Pada akhir
tahun pertama, tingginya
mencapai tiga-perempat dari
tinggi kuda dewasa.
Setelah penyapihan, selama
sekitar enam bulan didomestikasi dan
sedikit demi sedikit
dibawa ke alam
liar, kuda muda
disebut weanling.
1. Pakan
Pakan yang biasanya dikonsumsi oleh
kuda adalah hijauan dan konsentrat. Hijauan merupakan pakan dengan kandungan
serat tinggi. Hijauan dapat berupa rumput dan legum. Konsentrat adalah campuran
pakan yang mengandung serat kasar kurang dari 18% dan tinggi protein. Komposisi
hijauan dan konsentrat yang diberikan pada kuda dapat bervariasi. Kuda dapat
mengkonsumsi hijauan untuk hidup pokoknya sebanyak 1,502% bobot badan dan
konsentrat sebanyak 0,5% bobot badan (Mansyur, 2006).
2.
Hijauan
Hijauan mempunyai arti yang penting
dalam makanan kuda. Performa yang dihasilkan kuda akan seiring dengan kualitas
hijauan. Hijauan berkualitas baik akan menghasilkan performa kuda yang baik
pula. Hijauan yang bagus tentunya tidak hanya sebagai sumber energi, tetapi
juga sebagai sumber protein, vitamin, mineral, dan nutrisi lainnya.
3.
Konsentrat
Pakan utama kuda adalah rumput. Pakan
rumput hanya cukup untuk kelangsungan hidup tetapi untuk kuda pacu atau
olahraga perlu tambahan konsentrat dan vitamin. Pakan konsentrat merupakan
pakan sumber energi bagi kuda. Konsentrat yang dapat diberikan antara lain
konsentrat serealia yang terdiri atas gandum, jagung, sorgum, berbagai produk
sereal dan non sereal yang terdiri atas gula bit, legum seperti kedelai dan
kacang.
2.
Susu kuda liar
Sumbawa
1. Asal
– usul susu kuda
Menurut Hermawati (2005), susu kuda sejak
lama telah dikonsumsi oleh masyarakat di daerah Asia Tenggara, Mongolia, Eropa
Timur, dan Rusia. Susu kuda umumnya dikonsumsi dalam bentuk susu fermentasi
sebagai minuman sehari-hari maupun untuk pengobatan. Buckle et al
(1978) mengemukakan bahwa susu mengandung semua zat gizi yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan kelangsungan hidup anak mamalia. Zat-zat gizi tersebut
diantaranya adalah lemak, protein, karbohidrat (laktosa), vitamin, mineral, dan
air. Komponen dan karakteristik zat gizi dalam susu memungkinkan zat gizi susu
mudah diserap oleh tubuh.
2.
Perbedaan susu kuda dengan susu hewan
ternak lainnya dan susu manusia (ASI)
Terdapat perbedaan antara kadar lemak,
protein, gula, abu dan air pada komposisi susu dari beberapa hewan ternak dan
manusia. Kadar lemak susu kuda sebesar 1,59 persen; kadar lemak susu sapi
sebesar 3,90 persen; sedangkan kadar lemak susu manusia sebesar 3,80 persen
(Tabel 1). Hal ini menunjukkan bahwa kadar lemak susu kuda lebih rendah dibanding
susu sapi maupun susu manusia sehingga susu kuda relatif tidak menyebabkan
kegemukan.
Tabel 1. Komposisi Kandungan Zat Gizi pada Susu Kuda, Susu Hewan
Ternak Lain dan Susu Manusia
Jenis
|
Lemak (%)
|
Protein (%)
|
Laktosa (%)
|
Abu (%)
|
Air (%)
|
Kambing
|
4,09
|
3,71
|
4,20
|
0,79
|
87,81
|
Ikan
Paus
|
22,24
|
11,90
|
1,79
|
1,66
|
63,00
|
Kelinci
|
13,60
|
12,95
|
2,40
|
2,55
|
68,50
|
Kerbau
|
7,40
|
4,74
|
4,64
|
0,78
|
82,44
|
Kuda
|
1,59
|
2,00
|
6,14
|
0,41
|
89,86
|
Domba
|
8,28
|
5,44
|
4,78
|
0,90
|
80,60
|
Anjing
Laut
|
54,20
|
12,00
|
-
|
0,53
|
34,00
|
Sapi
|
3,90
|
3,40
|
4,80
|
0,72
|
87,10
|
Manusia
|
3,80
|
1,20
|
7,00
|
0,21
|
87,60
|
Sumber: Buckle et al (1978)
3.
Keunggulan kuda Sumbawa
Susu kuda memiliki nilai energi lebih
rendah dibandingkan susu sapi maupun air susu ibu (ASI). Seratus gram susu
kuda, susu sapi, dan ASI mengandung energi sebesar 44, 64, dan 70 kkal. Hal
tersebut sangat menguntungkan bagi orang yang berdiet rendah kalori.
Susu kuda lebih cocok diberikan pada bayi
dibandingkan susu sapi karena kemiripan komposisi zat gizi susu kuda dengan
ASI. Susu sapi segar tidak cocok bagi bayi karena kandungan casein-nya
tinggi dan akan menggumpal di dalam perut bayi sehingga sulit dicerna. Selain
itu, proses fermentasi pada susu kuda adalah mengubah laktosa menjadi asam.
Dalam proses itu, terjadi perubahan komponen menjadi asam lemak yang berfungsi
melancarkan pencernaan. Proses fermentasi juga menghindari penggumpalan
protein.
Menurut peneliti utama pada Pusat
Penelitian dan Pengembangan Gizi Departemen Kesehatan Indonesia, Dr. Hermana
MSc. APU. (2001), susu kuda termasuk susu kuda Sumbawa, lebih cocok dikonsumsi
bayi karena komposisi kandungan gizinya sangat mendekati ASI. Selain itu, susu
kuda Sumbawa memiliki banyak kandungan gizi sehingga terbukti mampu menjaga
stamina dan kesehatan jasmani (Tabel 2).
Tabel
2. Kandungan Gizi Susu Kuda Sumbawa
Per 100 Gram
Jenis Kandungan Gizi
|
Kadar (dalam gram)
|
Protein
|
2,26000
|
Lemak
|
1,68000
|
Laktosa
|
4,31000
|
Ca
|
0,11400
|
Vitamin C
|
0,13500
|
Fe
|
0,00064
|
Provitamin A
|
0,69000
|
Protein Kasein
|
1,30000
|
Protein Whey
|
1,20000
|
Sumber:
Hermawati (2009)
Selain dikenal sebagai minuman kesehatan,
susu kuda Sumbawa juga sangat dikenal sebagai obat alternatif karena berkhasiat
menyembuhkan berbagai penyakit seperti penyakit saluran pencernaan, maag, asam
urat, diabetes, lever, ginjal, tuberculosis (TBC), anemia, radang
paru-paru dan kanker. Permintaan akan khasiat tersebut cenderung meningkat
seiring peningkatan jumlah penderita TBC di Indonesia. Menurut data dari World
Health Organization (2009), Indonesia menempati posisi ketiga terbesar di
dunia setelah India dan China, dengan angka insiden sebesar 107 per 100 ribu
penduduk.
Selain itu, keunggulan lain dari susu kuda
Sumbawa adalah aktivitas antimikrobanya yang kuat, dan tidak ditemukan pada
susu kuda bukan Sumbawa dan susu sapi. Susu kuda pacu turunan kuda Sumbawa
masih mempunyai aktivitas antimikroba meskipun lebih lemah daripada susu kuda
Sumbawa murni. Susu kuda Sumbawa mengandung senyawa antimikroba alami galaktoferin
yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri sehingga tidak
menggumpal atau rusak. Meskipun tanpa pengawetan, susu kuda Sumbawa dapat
bertahan disimpan pada suhu kamar selama lima bulan (Hermawati 2004).
4. Keunggulan
susu kuda Sumbawa dibanding susu kuda pacu
Susu kuda Sumbawa memiliki beberapa
kelebihan antara lain kadar lemak yang lebih rendah, kadar protein yang lebih
tinggi, dan kadar antimikroba yang lebih tinggi dibandingkan susu kuda pacu.
Kadar lemak susu kuda Sumbawa sebesar 1,68 persen; sedangkan susu kuda pacu
memiliki kadar lemak yang lebih tinggi sebesar 2,0 persen. Kadar protein susu
kuda Sumbawa sebesar 2,26 persen; sedangkan kadar protein susu kuda pacu lebih
sedikit sebesar 1,70 persen. Selain itu, kadar antimikroba susu kuda
Sumbawa berada dalam rentang 14-23 mm; sedangkan susu kuda pacu memiliki kadar
antimikroba yang lebih sedikit yakni 12,4-13,37 mm (Tabel 3). Perbedaan
komposisi tersebut menunjukkan bahwa kualitas susu kuda Sumbawa terbukti lebih
unggul dibandingkan susu kuda pacu.
Tabel
3. Komposisi dan Sifat Susu Kuda
Sumbawa dan Susu Kuda Pacu
Komposisi
|
Susu Kuda Sumbawa
|
Susu Kuda Pacu
|
Kadar
Lemak (persen)
|
1,68
|
2,0
|
Kadar
Protein (persen)
|
2,26
|
1,70
|
Kadar
Laktosa (persen)
|
4,31
|
5,80
|
Bahan
kering tanpa lemak (persen)
|
8,75
|
8,40
|
Kadar
abu (persen)
|
0,41
|
1,15
|
pH
|
2,73
– 4,28
|
7,00
|
Antimikroba
(mm)
|
14
– 23
|
12,4
– 13,37
|
Sumber : Hermawati et al (2005)
Susu kuda Sumbawa berwarna putih, aroma
khas, encer, dan rasanya asam. Rasa asam pada susu kuda Sumbawa bukan karena
pembusukan. Sekurang-kurangnya ada lima faktor yang bisa mempercepat proses
pembusukan susu segar, yaitu cara pemerahan yang tidak higienis, kontainer susu
dari jerigen plastik yang digunakan tidak steril, proses penampungan
sampai mencapai volume yang cukup untuk dikirim memerlukan waktu yang lama
dalam temperatur kamar, jarak tempuh dari tempat pemerahan maupun tempat
penampungan sampai ke tempat pengemasan yang sangat jauh, dan fluktuasi
temperatur yang sangat tinggi dari sejak pemerahan sampai ke tempat pengemasan.
Namun kenyataannya susu kuda Sumbawa yang telah melalui kelima faktor tersebut
tetap tidak busuk dan hanya mengalami penurunan pH yang cukup signifikan. Hal
ini menunjukkan adanya suatu senyawa anti pembusukan di dalam susu kuda
tersebut yang ada hubungannya dengan bakteri pembentuk asam yang biasa disebut
dengan bakteri asam laktat (Riyadh 2003). Susu kuda Sumbawa mengalami autofermentasi
sehingga pH-nya rendah dan membuat rasanya sangat asam (Hermawati 2004).
Susu merupakan minuman bergizi tinggi yang
dihasilkan ternak perah menyusui, seperti sapi perah, kambing perah, atau bahkan kerbau perah. Susu sangat
mudah rusak dan tidak tahan lama di simpan
kecuali telah mengalami perlakuan khusus. Susu segar yang dibiarkan di kandang selama beberapa
waktu, maka lemak susu akan
menggumpal di permukaan berupa krim susu, kemudian bakteri perusak susu
yang bertebaran di udara kandang, yang berasal dari sapi masuk ke dalam susu
dan berkembang biak dengan cepat. Oleh bakteri, gula susu di ubah menjadi asam
yang mengakibatkan susu berubah rasa menjadi
asam. Lama kelamaan susu yang demikian itu sudah rusak. Kombinasi oleh
bakteri pada susu dapat berasal dari sapi, udara, lingkungan, manusia yang
bertugas, atau peralatan yang digunakan.
Susu juga bisa terkontaminasi oleh
mikroorganisme penyebab penyakit menular pada manusia seperti tuberculosis,
difteri, dan tifus. Oleh karena
itu, susu harus ditangani secara baik dan memenuhi syarat-syarat kualitas dari
pemerintah. Dalam melindungi konsumen susu, pemerintah dalam hal ini Dinas
Peternakan, selalu mengadakan pengawasan peredaran susu, kesehatan sapi perah
dan ternak perah, petugas yang terlibat pada penanganan susu, dan bahan makanan
ternak.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2008. Gizi
Susu Kuda Mendekati ASI. http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/
pda/detail.aspx?x=Nutrition&y=cybermed|0|0|6|447
[3 Februari 2010]
Blakely,
J. & D.H. Bade. 1991. Ilmu Peternakan (terjemahan). Edisi ke-4. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Siswono. 2001. Susu
Kuda Liar, Apa Bedanya? http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.
cgi?newsid1005201203,16338, [3 Februari 2010]
Hermawati
D. 2009. Susu Kuda dan Madu Organik. http://susukudadanmaduorganik.blogspot
.com/2009/05/susu-kuda-dan-madu-organik.html [1 Desember 2009]
Hermawati
D et al. 2004. Aktivitas Mikroba pada Susu Kuda Sumbawa. Jurnal
Teknologi dan Industri Pangan 1 (15): 47-53.
Kilgour,
R. & C. Dalton. 1984. Livestock Behaviour a Practical Guide. Granada
Publishing,
Great Britain.
Mansyur, U. 2006. Eksplorasi hijauan
pakan kuda dan kandungan nutrisinya.
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Fakultas
Peternakan
Universitas Padjadjaran, Bandung.
Parakkasi,
A. 1986. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Monogastrik. Universitas
Indonesia Press, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar